Powered By Blogger

Selasa, 22 Desember 2009

Imam Nawawi al Bantani : Belajar 10 Keteladanan (nilai kesalehan) dari seekor Anjing Bagikan

” Di Minangkabau, memelihara anjing sudah biasa. Bahkan ulama-ulama juga memelihara anjing. Sebagian orang kampung memelihara anjing untuk berburu babi hutan. Bahkan Pesantren Putri Padang Panjang, Rahmah el-Yunusiyah, itu separuh penghuninya adalah anjing.

“Di Mekkah, banyak penduduk yang memelihara anjing. Orang muslim dianjurkan untuk menyayangi binatang, termasuk anjing. Nabi sendiri suka dengan binatang, terutama kucing.

Dahulu tahun 70an dikisahkan, seorang wartawan bernama Asamah yang suka memelihara anjing dan tinggal di Ciputat. Memelihara Anjing di lingkungan orang Betawi saat itu menjadikan ia dimusuhi dan anjingnya sempat mati diracun. Padahal sebelummemutuskan untuk memelihara anjing, Asamah telah sowan terlebih dahulu ke Buya Hamka, Ia bertanya pada Buya “Boleh tidak, Buya, seorang muslim memelihara anjing ?” tanyanya memberanikan diri.

Ulama besar itu tidak melarang untuk memelihara anjing di rumah.

Menurut Buya Hamka bahkan “………Orang muslim dianjurkan untuk menyayangi binatang, termasuk anjing. Nabi sendiri suka dengan kucing. Nabi Daud suka burung dan nabi Sulaiman bersahabat dengan semua binatang. Pernah ada Hadis yang menceritakan ada seorang pelacur yang di nyatakan nabi akan masuk surga hanya karena ia memberi muniman kepada anjing yang hampir mati kehausan. Bahkan ada pula anjing yang masuk surga, yaitu anjing yang menemani pemuda-pemuda Ashabul Kahfi yang melarikan diri dari tirani raja Kafir dan mengungsi di gua dan atas izin Allah tertidur selama 300 tahun itu,”

Diriwayatkan ada 10 (sepuluh) binatang yang masuk Surga, yaitu:

1.Untanya Nabi Saleh,
2.Anak Sapinya Nabi Ibrahim,
3.Kambing Gibasnya Nabi Ismail,
4.Sapinya Nabi Musa,
5.Ikan Nun Yang Memakan Nabi Yunus,
6.Khimarnya/Keledai Nabi Uzair,
7.Semutnya Nabi Sulaiman,
8.Burung Hud-Hud Nabi Sulaiman,
9.Untanya Nabi Muhammad Saw,
dan
10.Anjingya Ashabul Kahfi, yang bernama Qithmir,

Tentang Anjing, dalam Al Qur'an Allah swt berfirman: "Mereka menanyakan kepadamu: “Apakah yang dihalalkan bagi mereka?”. Katakanlah: “Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatih nya untuk berburu; kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepaskannya). Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya. (QS. al-Mâ`idah: 4)

Al-Qurthubi menjelaskan bahwa dalam ayat ini, terdapat sebuah dalil yang menunjukkan bahwa orang yang berilmu memiliki keutamaan yang tidak dimiliki oleh orang yang tidak berilmu. Hal itu apabila seekor anjing terdidik, maka ia akan memiliki keutamaan melebihi segala jenis anjing. Dengan demikian, apabila seseorang memiliki ilmu, maka dia lebih utama untuk mendapatkan keutamaan atas semua manusia, terlebih apabila ia mengamalkan ilmunya.” (Al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur`ân, jilid 6, hlm. 74)
Ungkapan senada pula telah disampaikan oleh Ibnul Qayyim al Jauzi dalam Miftâh Dâr as-Sa’âdah.

10 Keteladanan dari Anjing
Imam Nawawi Al-Bantani, seorang ulama Besar dan terkenal yang berasal Banten yang karyanya tersebar ke seluruh pelosok dunia pernah mengemukakan pemikiran dalam salah satu karyanya yang sering dibaca di pesantren-pesantren yang ada di Nusantara ini yaitu dalam kitab "Syarhu Kaasyifatus Saja ’alaa Safiinatin Najaa Fii Ushuuulid Dinii Walfiqhi", pada halaman 42, dalam sub pembahasan Hikmah, sebagai berikut:

فى الكلب عشر حصال محمودة ينبغى للمؤمن ان لا يخلومنها:
اولها : لايزال جائعا. وهده صفات الصالحين.
الثانية : لاينام من الليل الا قليلا. وهده من صفات المتهجدين.
الثالثة : لو طرد فى اليوم الف مرة ما برح عن باب سيده. وهده من علامات الصادقين.
الرابعة : ادا مات لم يخلف ميراثا. وهده من علامات الزاهدين.
الخامسة : ان يقنع من الارض بادنى موضع. وهده من علامات الراضين.
السادسة : ان ينظر الى كل من يرى حتى يطرح له لقمة. وهده من اخلاق المساكين.
السابعة : انه لو طرد وحثى عليه التراب فلا يغضب ولايحقد. وهده من اخلاق العاشقين.
الثامنة : ادا غلب على موضعه يتركه ويدهب الى غيره. وهده من افعال الحامدين.
التاسعة : ادا اجدى له اى اعطي له لقمة اكلها وبات عليها. وهده من علامات القانعين.
العاشرة : انه ادا سافرمن بلد الى غيرها لم يتزود. وهده من علامات المتوكلين.

Artinya: di dalam diri seekor anjing terdapat 10 (sepuluh) sifat keteladanan, yang diantaranya patut dimiliki oleh setiap insan yang beriman, yakni :

Pertama : Sifat Anjing itu Gemar mengosongkan perut.
Inilah salah satu sifat orang yang sholeh. Orang sholeh harusnya lebih banyak menahan lapar / berpuasa.

Kedua : Sifat Anjing itu Tidak tidur di malam hari kecuali sedikit saja.
Hal ini menjadi salah satu sifat dari orang-orang shaleh yang ahli Tahajud.

Ketiga : Sifat Anjing itu, Kalaupun sehari ia diusir seribu kali, ia tidak akan hengkang dari pintu rumah tuannya. Inilai salah satu sifat dari orang-orang shidik.

Keempat : Sifat Anjing itu, bila ia mati pantang meninggalkan warisan yang berlebihan. Inilah ciri-ciri orang Zuhud.

Kelima : Sifat Anjing itu, selalu merasa puas meski menempati bumi di tempat yang paling hina sekalipun. Inilah salah satu tanda dari orang-orang yang ridho terhadap ketentuan Allah.

Keenam : Sifat Anjing itu memandangi setiap orang yang memandanginya sampai dilemparkan kepadanya sesuap makanan. Inilah sifat orang yang sabar dalam menunggu rizki.

Ketujuh : Sifat Aning itu, kalaupun diusir dan ditaburi debu, ia tak akan marah dan mendendam tuannya. Inilah salah satu akhlak orang-orang yang asyik (rindu bertemu tuhan).

Kedelapan : Sifat Anjing itu, jika tempatnya ditempati oleh orang lain, ia rela menyingkir ke tempat yang lain. Inilai sebagian tindakan orang-orang yang terpuji.

Kesembilan : Sifat Anjing itu, apabila diberi makanan sebesar apapun, ia rela menerimanya. Inilah salah satu akhlak orang-orang yang Qona’ah.

Kesepuluh : Sifat Anjing itu, apabila bepergian dari satu tempat ke tempat yang lain, ia tidak pernah membawa bekal yang diada-adakan, melainkan menurut kemampuannya. Inilah ciri-ciri orang yang tawakal kepada Allah

Itulah ke 10 (sepuluh) Keteladanan yang kita dapat pelajari dan amalkan dari sifat seekor Anjing, menurut Imam Nawawi Al-Bantani, seorang ulama Besar dan terkenal yang berasal Banten.
Semoga Bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar