Powered By Blogger

Kamis, 28 Januari 2010

Belajar Dari Bu fatimah

Oleh :UStd Puji.

Sebut saja namanya Ibu Fatimah, seorang Guru Tsanawiyah di sebuah kota kecil. Ia mengajar Agama bagi anak kelas, 4, 5 dan 6 di madrasah tersebut. Usianya masih muda dan cantik, penampilannya sederhana dengan berjilbab rapi. Sebelum jam pulang sekolah, ia mengajar di kelas 6 sekolah tersebut. Meski ia guru honorer, tapi ia tampak bersemangat mengajarkan sesuatu kepada murid muridnya. Ia kemudian duduk menghadap murid muridnya ..di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus.

Sang guru berkata.."Anak-anak, tolong perhatikan, Ibu punya permainan ... caranya begini ..di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus .. jika saya angkat kapur ini, maka berserulah "kapur "!!, jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah "penghapus" ... " Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti dan sang guru berganti gantian mengangkat antara kanan dan kiri tangannya, semakin lama semakin cepat ..

Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata ... "Baik sekarang perhatikan ..jika saya angkat kapur, maka berserulah "penghapus" jika saya angkat penghapus, maka katakanlah "kapur" dan dijalankanlah adegan seperti tadi," Tentu saja murid murid kerepotan dan kelabakan, dan sangat sulit untuk merubahnya, namun lambat laun, mereka bisa beradaptasi .. dan tidak lagi sulit selang beberapa saat , permainan berhenti. Sang guru tersenyum kepada murid muridnya ..

"Anak anak, begitulah kita ummat islam ...mulanya yang haq itu haq, yang bathil itu bathil ... kita begitu jelas membedakannya, namun kemudian, setan memaksakan kepada kita lewat berbagai cara, untuk membalik sesuatu ... dari yang haq menjadi bathil, dan sebaliknya ..pertama tama mungkin akan sulit bagi kita menerima hal tersebut, tapi karena terus disosialisasikan terus menerus kedalam benak kita dengan cara cara yang sangat menarik akhirnya lambat laun kalian terbiasa dengan hal itu ... dan kalian mulai mengikutinya dan percaya bahwa yang bathil itu sesunnguhnya haq. "

“Ingatlah anak-anak, Setan tidak akan pernah berhenti membalik nilai-nilai Islam yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad SAW. Karena pengaruh tontonan sinetron yang mengajarkan kekafiran dan anehnya disukai, kini ...pacaran tidak lagi sesuatu yang tabu, zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian mini menjadi hal yang lumrah, sex before married menjadi suatu hiburan ..materialistis dan permisive kini menjadi suatu gaya hidup pilihan tawuran menjadi trend pemuda..semuanya sudah terbalik .. dan tidak disadari .. kalian sedikit demi sedikit menerima nya ..paham ?" tanya ibu guru kepada murid muridnya.

"Paham buu ..."

"Baik, sekarang permainan kedua .. begitu bu guru melanjutkan ...bu guru punya Al-Qur'an ...ibu letakkan di leker persis ditengah-tenag karpet besar ini. Nah sekarang ...kalian berdiri di luar karpet ..lalu .. gamenya adalah...bagaimana caranya mengambil Al-Qur'an yang ada ditengah tanpa menginjak karpet...nah .. nah nah.."

Murid-muridnya berpikir keras ..ada yang punya alternatif dengan tongkat .. dan lain lain ... akhirnya sang guru memberikan jalan keluar ...ia gulung karpetnya, dan ia ambil Al-Qur'an nya ...dan ia memenuhi syarat..tidak menginjak karpet ..

"Anak-anak, setan tidak akan menginjak nginjak kalian dengan terang terangan .. karena tentu kalian akan menolaknya mentah mentah ..preman terminal-pun tidak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka ..tapi mereka akan menggulung kalian perlahan lahan dari pinggir, sehingga kalian tidak sadar .... Jika seseorang ingin membangun rumah yang kuat, maka dibangunnyalah pondasi yang kuat ..begitulah Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah akidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau membongkar pondasinya terlebih dahulu, tentu .. saja .. hiasan hiasan dinding akan dikeluarkan dulu, kursi dipindahkan dulu, lemari disingkirkan dulu ..satu persatu .. baru rumah dihancurkan."

"Begitulah setan menghancurkan kita ..ia tidak akan menghantam kita secara terang terangan, ...tapi ia akan perlahan lahan mencopot kalian .. mulai dari perangai kalian, cara hidup kalian, model pakaian kalian .. dan lain lain, sehingga meskipun kalian muslim, tapi kalian telah meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti cara yang mereka ... dan itulah yang mereka inginkan. Ini semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (perang pemikiran) ...dan inilah yang dijalankan oleh setan. Jika pondasi iman kalian tidak kuat maka kalian akan mudah sekali terbawa oleh faham mereka dalam Ghazwul fikri tersebut. Paham anak anak ??? "

"Paham buuuuuuu ..."

"Kenapa mereka tidak berani secara terang terangan menginjak-injak Islam, bu..?" tanya salah seorang dari mereka.

"Menurut setan, ummat Islam itu ibarat seperti monyet. Monyet itu kalau bergelantungan di pohon, lalu ada angin sepoi sepoi, maka monyet akan mengantuk, dan ia akan terjatuh dari pohon itu ...tapi kalau ada angin kencang, maka monyet itu akan memegang ranting pohon dengan kuat .."

"Begitulah ummat Islam .. kalau diserang perlahan lahan, mereka tidak akan sadar hingga akhirnya ia ambruk dan kalah. Tapi kalau diserang serentak terang terangan, mereka akan bangkit serentak, mereka baru akan sadar jika sudah mau ambruk.."

"Paham anak anak ??"

"Paham buuuu ..."

"Kalau begitu .. kita selesaikan pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdoa dahulu sebelum pulang ... " dan matahari bersinar terik tatkala anak anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka, dengan pikiran masing masing di kepalanya akan pelajaran hikmah dari Ibu Fatimah, guru Agamanya.

Kisah Yg Membuktikan Rahmat Allah yg Maha Luas

oleh : Ustadz Bobby Herwibowo

Saat itu saya tengah berada di kota Jeddah, Saudi Arabia. Terpapar dihadapan saya sebuah koran berbahasa Arab di lobby hotel. Tergerak saya melihat berita dan artikel yang tertulis di sana, hingga saya temukan sebuah tulisan yang amat bermanfaat ini.

Tersebutlah kisah nyata seorang kaya raya berkebangsaan Saudi bernama Ra'fat. Ia diwawancarai setelah ia berhasil sembuh dari penyakit liver akut yang ia idap. Pola hidup berlebihan dan mengkonsumsi makanan tak beraturan membuat Ra'fat mengalami penyakit di atas.

Ra'fat berobat untuk mencari kesembuhan. Banyak dokter dan rumah sakit ia kunjungi di Saudi Arabia sebagai ikhtiar. Namun meski sudah menyita banyak waktu, tenaga, pikiran dan biaya, sayangnya penyakit itu tidak kunjung sembuh juga. Ra'fat mulai mengeluh. Badannya bertambah kurus. Tak ubahnya seperti seorang pesakitan.

Demi mencari upaya sembuh, maka Ra'fat mengikuti saran dokter untuk berobat ke sebuah rumah sakit terkenal spesialis liver di Guangzhou, China. Ia berangkat ke sana ditemani oleh keluarga. Penyakit liver semakin bertambah parah. Maka saat Ra'fat diperiksa, dokter mengatakan bahwa harus diambil tindakan operasi segera. Ketika Ra'fat menanyakan berapa besar kemungkinan berhasilnya. Dokter menyatakan kemungkinannya adalah fifty-fifty.

"50% kalau operasi berhasil maka Anda akan sembuh, 50% bila tidak berhasil mungkin nyawa Anda adalah taruhannya!" jelas sang dokter.

Mendapati bahwa boleh jadi ia bakal mati, maka Ra'fat berkata, "Dokter, kalau operasi ini gagal dan saya bisa mati, maka izinkan saya untuk kembali ke negara saya untuk berpamitan dengan keluarga, sahabat, kerabat dan orang yang saya kenal. Saya khawatir bila mati menghadap Allah Swt namun saya masih punya banyak kesalahan terhadap orang yang saya kenal." Ra'fat berkata sedemikian sebab ia takut sekali atas dosa dan kesalahan yang ia perbuat.

Dengan enteng dokter membalas, "Terlalu riskan bagi saya untuk membiarkan Anda tidak segera mendapatkan penanganan. Penyakit liver ini sudah begitu akut. Saya tidak berani menjamin keselamatan diri Anda untuk kembali ke tanah air kecuali dalam 2 hari. Bila Anda lebih dari itu datang kembali ke sini, mungkin Anda akan mendapati dokter lain yang akan menangani operasi liver Anda."

Bagi Ra'fat 2 hari itu cukup berarti. Ia pun berjanji akan kembali dalam tempo itu. Serta-merta ia mencari pesawat jet yang bisa disewa dan ia pun pergi berangkat menuju tanah airnya.

Kesempatan itu betul-betul digunakan oleh Ra'fat untuk mendatangi semua orang yang pernah ia kenal. Satu per satu dari keluarga dan kerabat ia sambangi untuk meminta maaf dan berpamitan. Kepada mereka Ra'fat berkata, "Maafkan aku, Ra'fat yang kalian kenal ini sungguh banyak kesalahan dan dosa... Boleh jadi setelah dua hari dari sekarang saya sudah tidak lagi panjang umur..."

Itulah yang disampaikan Ra'fat kepada orang-orang. Dan setiap dari mereka menangis sedih atas kabar berita yang mereka dengar dari orang yang mereka cintai dan kagumi ini.

Ra'fat menyambangi satu per satu dari mereka. Meski dengan tubuh yang kurus tak berdaya, ia berniat mendatangi mereka untuk meminta doa dan berpamitan. Dan kondisi itu membuat Ra'fat menjadi sedih. Ia merasa menjadi manusia yang paling merana. Ia merasa tak berdaya dan tak berguna. Sering dalam kesedihannya ia membatin, "Ya Allah.... rupanya keluarga yang mencintai aku.... harta banyak yang aku miliki... perusahaan besar yang aku punya.... semuanya itu tidak ada yang mampu membantuku untuk kembali sembuh dari penyakit ini! Semuanya tak ada guna... semuanya sia-sia!"

Rasa emosi batin itu membuat tubuh Ra'fat bertambah lemah. Ia hanya mampu perbanyak istighfar memohon ampunan Tuhannya. Memutar tasbih sambil berdzikir kini menjadi kegiatan utamanya. Ia masih merasa bahwa dirinya adalah manusia yang paling merana di dunia.

Hingga saat ia sedang berada di mobilnya. duduk di kursi belakang dengan tangan memutar tasbih seraya berdzikir. Hanya Ra'fat dan supirnya yang berada di mobil itu. Mereka melaju berkendara menuju sebuah rumah kerabat dengan tujuan berpamitan dan minta restu. Saat itulah menjadi moment spesial yang tak akan terlupakan untuk Ra'fat.

Beberapa ratus meter di depan, mata Ra'fat melihat ada seorang wanita berpakaian abaya (pakaian panjang wanita Arab yang serba berwarna hitam) tengah berdiri di depan sebuah toko daging. di sisi wanita tadi ada sebuah karung plastik putih yang biasa menjadi tempat limbah toko tersebut. Wanita tadi mengangkat dengan tangan kirinya sebilah tulang sapi dari karung. Sementara tangan kanannya mengumpil dan mencuil daging-daging sapi yang masih tersisa di pinggiran tulang.

Ra'fat memandang tajam ke arah wanita tersebut dengan pandangan seksama. Rasa ingin tahu membuncah di hati Ra'fat tentang apa yang sedang dilakukan wanita itu. Begitu mobilnya melintasi sang wanita, sekilas Ra'fat memperhatikan. Maka ia pun menepuk pundak sang sopir dan memintanya untuk menepi.

Saat mobil sudah berhenti, Ra'fat mengamati apa yang dilakukan oleh sang wanita. Entah apa yang membuat Ra'fat menjadi penasaran. Keingintahuannya membuncah. Ia turun dari mobil. lemah ia membuka pintu, dan ia berjalan tertatih-tatih menuju tempat wanita itu berada.

Dalam jarak beberapa hasta Ra'fat mengucapkan salam kepada wanita tersebut namun salamnya tiada terjawab. Ra'fat pun bertanya kepada wanita tersebut dengan suara lemah, "Ibu..., apa yang sedang kau lakukan?"

Rupanya wanita ini sudah terlalu sering diacuhkan orang, hingga ia pun tidak peduli lagi dengan manusia. Meski ada yang bertanya kepadanya, wanita tadi hanya menjawab tanpa menoleh sedikitpun ke arah si penanya. Sambil mengumpil daging wanita itu berkata, "Aku memuji Allah Swt yang telah menuntun langkahku ke tempat ini. Sudah berhari-hari aku dan 3 orang putriku tidak makan. Namun hari ini, Dia Swt membawaku ke tempat ini sehingga aku dapati daging limbah yang masih bertengger di sisi tulang sisa. Aku berencana akan membuat kejutan untuk ketiga putriku malam ini. Insya Allah, aku akan memasakkan sup daging yang lezat buat mereka...."

Subhanallah....! bergetar hebat relung batin Ra'fat saat mendengar penuturan kisah kemiskinan yang ada di hadapannya. Tidak pernah ia menyangka ada manusia yang melarat seperti ini. Maka serta-merta Ra'fat melangkah ke arah toko daging. Ia panggil salah seorang petugasnya. Lalu ia berkata kepada petugas toko, "Pak..., tolong siapkan untuk ibu itu dan keluarganya 1 kg daging dalam seminggu dan aku akan membayarnya selama setahun!"

Kalimat yang meluncur dari mulut Ra'fat membuat wanita tadi menghentikan kegiatannya. Seolah tak percaya, ia angkat wajah dan menoleh ke arah Ra'fat. Kini mata wanita itu menatap dalam mata Ra'fat seolah ia berterima kasih lewat sorot pandang.

Merasa malu ditatap seperti itu, Ra'fat menoleh ke arah petugas toko. Ia pun berkata, "Pak..., tolong jangan buat 1 kg dalam seminggu, aku rasa itu tidak cukup. Siapkan 2 kg dalam seminggu dan aku akan membayarnya untuk setahun penuh!" Serta-merta Ra'fat mengeluarkan beberapa lembar uang 500-an riyal Saudi lalu ia serahkan kepada petugas tadi.
Usai Ra'fat membayar dan hendak meninggalkan toko daging, maka terhentilah langkahnya saat ia menatap wanita tadi tengah menengadah ke langit sambil mengangkat kedua belah tangannya seraya berdoa dengan penuh kesungguhan:

"Allahumma ya Allah... berikanlah kepada tuan ini keberkahan rezeki. Limpahkan karunia-Mu yang banyak kepadanya. Jadikan ia manusia mulia di dunia dan akhirat. Beri ia kenikmatan seperti yang Engkau berikan kepada para hamba-Mu yang shalihin. Kabulkan setiap hajatnya dan berilah ia kesehatan lahir dan batin.....dst"

Panjang sekali doa yang dibaca oleh wanita tersebut. Kalimat-kalimat doa itu terjalin indah naik ke langit menuju Allah Swt. Bergetar arsy Allah Swt atas doa yang dibacakan sehingga getaran itu terasa di hati Ra'fat. Ia mulai merasakan ketentraman dan kehangatan. Kedamaian yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Hampir saja Ra'fat menitikkan air mata saat mendengar jalinan indah kalimat doa wanita tersebut. Andai saja ia tidak merasa malu, pastilah buliran air mata hangat sudah membasahi pipinya.

Namun bagi Ra'fat pantang menangis..., apalagi dihadapan seorang wanita yang belum ia kenal.
Ra'fat lalu memutuskan untuk meninggalkan wanita tersebut. Ia berjalan tegap dan cepat menuju mobilnya. Dan ia belum juga merasakan keajaiban itu! Ya, keajaiban yang ditambah saat Ra'fat membuka dan menutup pintu mobil dengan gagah seperti manusia sehat sediakala!!!

Sungguh doa wanita itu memberi kedamaian pada hati Ra'fat. Sepanjang jalan di atas kendaraan Ra'fat terus tersenyum membayangkan doa yang dibacakan oleh sang wanita tadi. Perjalanan menuju rumah seorang kerabat itu menjadi indah.

Sesampainya di tujuan lalu Ra'fat mengutarakan maksudnya. Ia berpamitan dan meminta restu. Ia katakan boleh jadi ia tidak lagi berumur panjang sebab sakit liver akut yang diderita.

Anehnya saat mendengar berita itu dari Ra'fat, sang kerabat berkata, "Ra'fat..., janganlah engkau bergurau. Kamu terlihat begitu sehat. Wajahmu ceria. Sedikit pun tidak ada tanda-tanda bahwa engkau sedang sakit."

Awalnya Ra'fat menganggap bahwa kalimat yang diucapkan kerabat tadi hanya untuk menghibur dirinya yang sedang sedih. Namun setelah ia mendatangi saudara dan kerabat yang lain, anehnya semuanya berpendapat serupa.

Dua hari yang dimaksud pun tiba. Ia didampingi oleh istri dan beberapa anaknya kembali datang ke China. Hari yang dimaksud untuk menjalani operasi sudah disiapkan. Sebelum masuk ruang tindakan, beberapa pemeriksaan pun dilakukan. Setelah hasil pemeriksaan itu dipelajari maka ketua tim dokter pun bertanya keheranan kepada Ra'fat dan keluarga:

"Aneh....! dua hari yang lalu kami dapati liver tuan Ra'fat rusak parah dan harus dilakukan tindakan operasi. Tapi setelah kami teliti, mengapa liver ini menjadi sempurna lagi?!"

Kalimat dokter itu membuat Ra'fat dan keluarga menjadi bahagia. Berulangkali terdengar kalimat takbir dan tahmid di ruangan meluncur dari mulut mereka. Mereka memuji Allah Swt yang telah menyembuhkan Ra'fat dari penyakit dengan begitu cepat. Siapa yang percaya bahwa Allah yang memberi penyakit, maka ia pun akan yakin bahwa hanya Dia Swt yang mampu menyembuhkan. Jangan bersedih dan merasa hidup merana. Sadari bahwa dalam kegetiran ada hikmah bak mutiara!

Jumat, 22 Januari 2010

facebook di jadikan AS dan Yahudi alat untuk memantau dunia Islam

Hati-hati! Mungkin inilah kata yang tepat bagi aktivis Islam yang memiliki ghiroh membela agamanya dan berkarakter Islam kuat. Badan-badan inteljen AS kini sedang mendesain sebuah situs jejaring sosial mirip Facebook yang akan digunakan sebagai untuk menjaring dan menganalisa individu-individu yang dianggap berpotensi sebagai “teroris” dan “sel-sel teroris”.

Intinya, situs jejaring sosial itu bukan situs pertemanan biasa tapi menjadi bank data “teroris” dan “sel-sel teroris” bagi intelejen AS. Situs ini dimaksudkan untuk mengumpulkan para Mujahidin Cyber, untuk selanjutnya menangkapinya secara perlahan atau cepat.

Profesor Kathleen Carley seorang pakar komputer dari Carnegie Mellon University, Pittsburgh, Pennsylvania yang ikut melakukan riset pembuatan jejaring “teroris” itu mengatakan, yang dimaksud jejaring sosial analisis adalah jejaring yang memberikan saya data dengan “gaya Facebook”. “Data itu akan saya analisa secara matematis untuk mengetahui siapa orang-orang yang dianggap berbahaya,” kata Carley.

“Jejaring sosial analisis menganalisa informasi tentang siapa tahu siapa atau siapa berhubungan dengan siapa,” sambungnya.

Pembuatan jejaring sosial yang didanai militer AS ini tujuannya untuk mendapatkan data sedetil-detilnya dari orang-orang yang masuk dalam jejaring itu. Kemudian data-data tersebut-tak peduli apakah data itu relevan atau tidak-akan diolah ke dalam sebuah program komputer. Selanjutnya komputer aka menganalisa jejaring sosial yang ada apakah ada kaitannya dengan para “teroris” yang sudah ada, para tersangka bahkan orang-orang yang sebenarnya tidak tahu apa-apa tapi ikut ditangkap karena ada tempat dan waktu yang salah, misalnya saat insiden serangan teroris terjadi.

Sumber data yang diambil berasal dari email dan hubungan telepon orang yang bersangkutan. Teknik pengumpulan data semacam ini sudah secara aktif dilakukan oleh AS di Irak dan Afghanistan. Informasi yang didapat dari ribuan orang yang ditangkap dan diinterogasi di kedua negara itu, dimasukkan ke bank data untuk dianalisa melalui program jejaring sosial.

Dr Ian McCulloh, seorang pejabat militer di Akademi Militer West Point menyatakan bahwa teknik semacam ini sudah menjadi bagian dari struktur militer. “Analisa jejaring sosial menjadi semacam dokumen anti-pemberontak bagi militer dan intelejen AS,” ujarnya.

Pendek kata, bank teroris dengan menggunakan gaya jejaring sosial ala Facebook menjadi salah satu ujung tombak AS dalam perang melawan teror. Tapi teknik semacam itu dikecam oleh para pakar keamanan.

Profesor Lawrence Wilkerson, pensiunan militer AS mengungkapkan bahwa teknik seperti itu kontraproduktif karena akan banyak orang yang tak bersalah ditangkap dan diinterogasi. Informasi-informasi yang tak berarti bisa dibesar-besarkan oleh para interogator.

Profesor hukum di Northwestern University, Chicago, Joseph Marguelis juga menilai program bank data “teroris” hanya buang-buang waktu dan dana. Menurutnya, sebuah data intelejen yang sebenarnya tidak berarti apa-apa bagi interogator atau bagi orang yang diinterogasi, bisa dianggap membahayakan jika pihak interogator menggabung-gabungkan potongan informasi itu dan mengait-kaitkannya. Program komputer, tambahnya, tidak menjamin bahwa data finalnya benar.

“Bahwa komputer bisa tahu segalanya, itu cuma mitos,” kritik Marguelis.

Terlepas semuanya, bukan tidak mungkin justru Facebook telah melakukan kegiatan spy ini. Waspadalah…! Waspadalah..!!
1. Tahukah anda bahwa selain ras yahudi, dilarang membeli atau menyewa tanah di Israel?

2. Tahukah anda bahwa setiap ras yahudi yang ada di setiap Negara di seluruh dunia menjadi warga Negara Israel secara otomatis? Sementara warga Palestina yang terlahir di tanah negerinya sendiri sejak puluhan abad yang lalu terus diusir ke luar Palestina?

3. Tahukah anda bahwa penduduk Palestina yang menetap di kawasan Israel harus menggunakan kendaraan dengan cat dan warna khusus untuk membedakan antara ras yahudi dan non yahudi?

4. Tahukah anda bahwa Yerusalem bagian timur, Tepi Barat, Gaza dan dataran tinggi Golan dianggap oleh masyarakat internasional khususnya barat dan Amerika sebagai kawasan yang dijajah Israel dan bukan merupakan bagian dari Israel?

5. Tahukah anda bahwa Israel mengalokasikan 85% air bersih hanya untuk ras yahudi dan membagikan 15% sisanya untuk seluruh penduduk Palestina yang menetap di kawasan Israel? Secara realitas, Israel mengalokasikan 85% air bersih hanya untuk 400 penduduk yahudi di Hebron, sementara 15% sisanya alokasikan kepada 120 ribu penduduk Palestina di daerah itu?

6. Tahukah anda bahwa Amerika mengalolasikan 5 milyad US$ dari penghasilan pajaknya setiap tahunnya untuk menyumbang Israel?

7. Tahukah anda bahwa Amerika terus memberikan bantuan militer kepada Israel sebesar 1,8 milyard US$ setiap tahunnnya? Dan tahukah anda bahwa jumlah sebesar itu sama dengan sumbangan Amerika kepada seluruh Negara di benua benua Afrika?

8. Tahukah anda bahwa Israel juga menunggu bantuan perang tambahan sebesar 4 milyard US$ dari Amerika yang terdiri dari pesawat tempur F 16, Apache dan Blackhawk? Dan karena Amerika merupakan Negara koalisi utama bagi Israel, maka ia wajib memberikan semua fasilitas yang diminta Israel untuk menjamin eksistensinya.

9. Tahukah anda bahwa pemerintah Amerika telah menekan Konggres tentang pelanggaran Israel dalam penggunaan senjata yang mereka sumbangkan?Khususnya pada tahun 1978, 1979 dan tahun 1982 pada perang di Lebanon dan penggunaan senjata nuklir pada tahun 1981.

10. Tahukah anda bahwa Israel adalah satu-satunya Negara di Timur Tengah yang menolak menandatangani larangan pengembangan senjata nuklir? Dan menolak Tim Investigasi PBB untuk memeriksa tempat persembunyian nuklirnya?

11. Tahukah anda bahwa sebelum berdirinya Israel pada tahun 1948, sudah memiliki pabrik pengembangan senjata nuklir?

12. Tahukah anda bahwa Perwira Tinggi Israel di Departemen Perang mengakui secara terang-terangan bahwa militer Israel membunuh semua tahanan perang Palestina tanpa proses pengadilan?

13. Tahukah anda bahwa Israel meledakan tempat kediaman Diplomat Amerika dan menyerang kapal perang Amerika Liberty di perairan internasional pada tahun 1967? Walaupun serangan itu menewaskan 33 tentara Amerika dan melukai 177 lainnya, tetapi Amerika sama sekali tidak melakukan tindakan apapun terhadap Israel? Hanya dengan alasan bahwa tentara Israel salah sasaran? Bayangkan kalau serangan itu dilakukan oleh Negara Islam?

14. Tahukah anda bahwa Israel merupakan Negara yang paling banyak mengabaikan resolusi DK PBB? Jumlah resolusi yang diabaikan oleh Israel mencapai 69 buah. Bayangkan seandainya satu Negara Islam mengabaikan 1 resolusi PBB, apa yang akan dilakukan oleh Amerika?

15. Tahukah anda bahwa pemerintah Israel menggunakan system politik konservasi terhadap identitas ras yahudi agar tetap menjadi warga Negara itu?

16. Tahukah anda bahwa Mahkamah Agung Israel telah menetapkan Perdana Menteri Ariel Sharon sebagai tersangka dalam kasus pembantaian Shabra dan Syatilla pada 16 September 1982 di Lebanon yang menewaskan lebih dari 1000 orang Palestina terdiri dari anak-anak, wanita dan orang tua?

17. Tahukah anda bahwa pada tanggal 20 Mei 1990, seorang tentara Israel menyuruh para buruh Palestina yang sedang menunggu bus di sebuah halte untuk duduk berbaris di atas tanah, setelah itu ia menembaki mereka dari jarah setengah meter? Tahu pulakah anda bahwa pemerintah Israel menyatakan tentara itu tidak bersalah dan bahkan mendapat penghargaan khusus dari pemerintah Israel?

18. Tahukah anda bahwa sampai tahun 1988, semua pabrik dan kantor di Israel hanya boleh menempelkan keterangan lowongan kerja dengan perkataan: “lowongan kerja hanya untuk ras yahudi”, “dicari seorang karyawan dengan syarat ras yahudi”?

19. Tahukah anda bahwa Departmen Luar Negeri Israel membayar 6 peruhaan media Amerika untuk memunculkan image positif Israel kepada masyarakat Amerika dan Eropa?

20. Tahukah anda bahwa Sharon mengajak Partai radikal Molodeit untuk menjadi koalisi utama dalam kabinetnya? Padahal partai itu beridiologi radikal dengan persepsi pokok membesihkan Israel dari non ras yahudi dan pengusiran secara paksa seluruh warga Palestina dari Israel?

21. Tahukah anda bahwa Perdana Menteri Israel pertama David ben Gorion sepakat dengan langkah pengusiran secara paksa seluruh ras arab dari Israel?

22. Tahukah anda bahwa Rahib besar di Israel Ofadya Yosef yang juga pendiri Partai Syas (partai terbesar ketiga di Israel) mendukung aksi militer Israel untuk menghabisi warga Palestina? bahkan ia mengeluarkan fatwa radikal pada hari raya paskah yang lalu dalam wawancaranya di sebuah jaringan radio terbesar di Israel: “Tuhan akan membalas semua kejahatan warga arab, Tuhan akan menghancurkan keturunannya, menghabisinya dan menghancurkan tanahnya dan Tuhan akan membalas mereka dengan siksaan yang pedih. Karenanya dilarang semua ras yahudi untuk memberikan rasa kasih saying kepada warga arab, dan wajib bagi setiap yahudi untuk menembakan rudal dan senjatanya ke arah dada dan kepala setiap warga arab untuk menghabisinya, karena mereka itu makhluq yang jahat dan terkutuk”……

23. Tahukah anda bahwa pengungsi Palestina terbesar di dunia?

24. Tahukah anda bahwa penduduk Kristen Palestina bersatu dengan penduduk Palestina muslim untuk melawan penjajah yahudi?

25. Tahukah anda, walaupun Mahkamah Agung Israel sudah mengeluarkan keputusan pelarangan penyiksaan dalam proses pemeriksaan, tetapi Shinbet (Badan Intelejen Israel) tetap terus menyiksa setiap pejuang Palestina dalam proses pemeriksaannya?

26. Tahukah anda bahwa walaupun Israel terus mengganggu proses belajar mengajar dan merusak seluruh sarana dan prasara pendidikan penduduk Palestina, tetapi penduduk Palestina tetap menjadi Negara terbesar di dunia yang penduduknya bergelar doctor (S3)? Hal ini apabila dilihat dari jumlah prosentase penduduknya.

27. Tahukah anda bahwa setiap manusia mempunyai hak yang sama yang dijamin oleh undang-undang HAM internasional yang diterbitkan pada tanggal 10 Desember 1948? Tetapi tahukah anda bahwa undang-undang itu sama sekali tidak berlaku bagi penduduk Palestina? karena dihalangi dengan ditandatanganinya kesepatakan OSLO?

28. Tahukah anda bahwa mayoritas buku sejarah di dunia mengatakan Negara-negara arab yang menyerang Israel terlebih dahulu pada perang tahun 1967? Padahal faktanya, justru Israel yang menyerang Negara-negara arab terlebih dahulu kemudian mereka merebut kota Al Quds dan Tepi Barat? Tetapi mereka mengatakan bahwa serangannya itu adalah serangan untuk menjaga diri dan antisipasi?

29. Tahukah anda bahwa Israel sebagai Negara penjajah sama sekali tidak terikat dengan konsvensi Jenewa untuk menjaga hak-hak dan keselamatan warga sipil Palestina?

30. Tahukah anda bahwa perintah Perdana Menteri Israel Ariel Sharon sudah tidak dituruti lagi oleh militer Israel? Salah satu contohnya adalah ketika ia melarang militer Israel untuk melakukan genjatan senjata dan dilarang menembak, tetapi militer Israel terus menyerang, menembaki rakyat sipil Palestina dan menghancurkan tempat tinggal mereka. Insiden paling memilukan andalah pembantaian tiga wanita Palestina, padahal mereka sedang berada dalam tenda pengungsiannya?

31. Tahukah anda bahwa Israel terus melakukan berbagai usaha untuk menghancurkan Masjid Al Aqsha dan Qubah Shakhrah sejak 50 tahun yang lalu dengan menggali bawah tanah masjid tersebut agar runtuh dengan sendirinya?

32. Tahukah anda bahwa Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela mengatakan bahwa Israel adalah Negara rasisme dan apartheid seperti kondisi Afrika Selatan sebelum ia pimpin?

Kamis, 07 Januari 2010

sebuah harapan

al kisah ada seorang dokter muda berjalan di pedalaman yang jauh. Di sebuah terletak di ujung jalan, ia merunduk masuk. Pasiennnya seorang anak berusia 12 tahun yang bermata besar berkulit hitam dan berkata tiap kali demamnya membaik : “ Pak dokter, terima kasih.”

Dokter itu cepat-cepat berlalu, menahan sesuatu di hatinya, seperti kemarin dulu menahan air matanya. Ia tahu anak itu tak punya harapan sembuh dan Ia tahu anak itu tahu.

Tapi dokter itu tak tahu bahwa tiap kali ia melewati jalan di pulau yang sangat jauh itu ia sebenarnya telah memberikan HARAPAN yang lain. Tidak lebih kuat daripada maut, barangkali, tapi lebih tinggi. Sesuatu yang timbul karena persentuhan kebaikan. Sebuah harapan yang kuno sekali. Sebuah harapan ketika seorang manusia berucap “terima kasih” kepada kehadiran seorang manusia lain...biarpun dalam situasi yang paling mustahil.

Tapi pesimisme tetap saja terasa lebih beralasan bukan ?

Sebab besok mungkin kita ketabrak truk. Besok mungkin seorang yang paling kita cinta pergi dan tak kembali. Tahun depan mungkin pekerjaan yang paling kita banggakan lepas.

Pesimisme memang sering lebih mudah datang ke dalam pikiran kita ketimbang optimisme, seperti halnya kemungkinan kita untuk menemui nasib buruk dan kesusahan lebih besar daripada menemukan durian runtuh. kalkulasi di antara keduanya sangat berbeda drastis. Lebih banyak orang tewas dalam kecelakaan lalu lintas dibanding yang mendapat undian. Lebih banyak orang yang kebakaran dibanding yang mendapat hadiah Nobel.

Tapi kenapa toh kita masih berjalan terus, sering dengan muka riang ? Barangkali zat-zat dalam diri kita terdapat kesadaran kita, sejak nenek moyang, harapan sudah dinisbatkan dengan erat, diikat oleh bulu-bulu entah apa namanya.

Mereka yang pernah menderita memang tahu. Siapa yang hanya hidup dengan fikiran “aku akan ketabrak truk”, rumah sudah akan roboh pagi-pagi di tengah sarapan paginya yang masih tersisa.

Di dalam sebuah bioskop kecil di kota kecil. Penonton riuh berteriak saat terlihat adegan seorang pemuda pemberani menaikki tiang bendera, merobek merah putih, ketika pertempuran terjadi.....

Pemuda itu tewas. Tapi ada yang lebih besar ketimbang mati. Bahkan ada yang lebih besar dari sebuah kekalahan yang panjang.
Masih ingat seorang dokter muda berjalan di pedalaman yang jauh dan seorang anak yang hampir mati yang berbisik “terima kasih”?
Ya, itulah HARAPAN.
Dan para penonton di bioskop kecil itupun tahu : manusia lebih baik dari sekedar yang diteriakkan...maka dari itulah kita harus bersiap-siap tuk hadapi keburukan dan kegagalan, dari pada mempersiapkan tuk pesta keberhasilan,karena keberhasilan itu belum pasti, tapi kegagalan selalu menunggu kita di dunia ini...bersikaplah optimis dan berfikir positiflah agar kegagalan itu dapat dihadapi dengan mudah...dengan itu semua maka akan terbitlah sebuah harapan hidup...
WAllahu A'lam bishowaab

Sabtu, 26 Desember 2009

Syiah Dan Sunni, Konflik Yang Direkayasa

Sekarang, mari kita kembali menganalisa sikap dan pendapat para pemimpin berbagai gerakan Islami dan pemikir Islam berkaitan dengan fitnah yang haram ini dan hiruk pikuk buatan yang sangat disesalkan ini.

Imam Syahid Hasan al-Banna, adalah pembawa panji gerakan Islam terbesar era modern dan salah satu tokoh ide kedekatan antara Syiah dan Sunni. Beliau juga merupakan salah satu pendiri dan tokoh berpengaruh dalam aktivitas “Jamaah Taqrib Baina Al-Mazhahib Al-Islamiyah” di Kairo, padahal sebagian kalangan menyebut pendekatan mazhab mustahil tercapai. Tetapi al-Banna dan sekelompok pembesar dan ulama Islam menganggapnya mungkin dan bisa terjadi. Mereka sepakat agar semua muslimin (Sunni dan Syiah) berkumpul bersama dalam keyakinan-keyakinan dan prinsip yang disepakati dan dalam hal-hal yang bukan merupakan syarat iman dan bukan bagian dari tiang-tiang agama dan secara lazim tidak mengingkari pembahasan agama yang jelas, kaum muslimin harus menghargai keyakinan masing-masing.

DR. Abdulkarim Biazar Shirazi dalam buku Wahdat Islami yang terdiri atas makalah para ulama Syiah dan Sunni yang telah dicetak dalam majalah Risalatul Islam dan telah dicetak oleh Darut Taqrib Mesir, tentang Jamaah Taqrib berkata:

“Mereka sepakat mengumumkan bahwa: Seorang muslim adalah orang yang mengimani dan meyakini Allah Tuhan alam semesta, Muhammad saw nabi yang tidak ada lagi nabi setelahnya, Al-Qur’an kitab samawi, Ka’bah kiblat dan rumah Allah, lima rukun yang diakui, hari kiamat serta melaksanakan hal-hal yang dianggap penting. Rukun-rukun ini -yang disebutkan sebagai contoh- telah disepakati oleh para peserta pertemuan, utusan-utusan mazhab yang empat dan utusan-utusan Syiah dari mazhab Imamiah dan Zaidiyah.”[2]

Pertemuan tersebut dihadiri oleh Syaikh al-Azhar yang juga Otoritas Fatwa Tertinggi saat itu, Imam Besar Abdulmajid Salim, Imam Mustafa Abdurrazzaq dan Syaikh Shaltut.

Penulis memang tidak menemukan info sempurna tantang peranan khusus Imam Syahid Al-Banna dalam hal ini, tetapi salah satu pemikir Ikhwanul Muslimin Ustad Salim Bahansawi dalam bukunya berkata:

“Sejak Jamaah Taqrib antara mazhab-mazhab Islam didirikan dan Imam Hasan al-Banna dan Ayatullah Qumi berperan dalam pendiriannya, kerja sama antara Ikhwanul Muslimin dan Syiah tercipta, yang pada kelajutannya terjadi kunjungan Syahid Nawwab Safavi ke Mesir pada tahun 1954.[3] Dalam kitab itu, dia melanjutkan: “Tidak heran jika garis kebijakan dan metode kedua kelompok berakhir dengan kerja sama ini.”

Demikian pula, sebagaimana yang kita ketahui bahwa dalam ritual haji tahun 1948 Masehi, Imam al-Banna bertemu dengan Ayatullah Kasاani, ulama besar Syiah, dan di antara keduanya tercapai beberapa kesepakatan.

Salah satu tokoh kontemporer dan berpengaruh Ikhwanul Muslimin dan salah satu murid Imam Syahid adalah Ustad Abdul Muta’al Jabri yang menurut kutipan Roober Jakcson, menulis dalam bukunya:

“Jika usia pria ini -Hasan al-Banna- panjang mungkin saja mayoritas muslimin, hal-hal penting bagi kedua negara ini akan terwujud, khususnya jika Hasan Al-Banna dan Ayatullah Kashani, tokoh Iran, sepakat dalam penghapusan masalah pertentangan (ikhtilaf) antara Syiah dan Sunni. Keduanya bertemu pada ritual haji tahun 1948 Masehi dan kelihatannya telah menyepakati beberapa poin penting, tetapi Hasan Al-Banna telah diteror tidak pada waktunya.”[4]

Ustad Jabri menjelaskan: “Ucapan Weber benar, dengan insting politiknya dapat dirasakan usaha Imam dalam pendekatan mazhab-mazhab Islam. Jadi jika dia sadar dengan peranan besar Imam al-Banna dalam hal ini (yang waktu ini bukan saatnya membahas tentang bagaimana pernanan itu), apa yang akan dikatakannya?”

Dari beberapa hal ini, kita bisa menarik beberapa hakikat penting, antara lain:

  1. Setiap Syiah dan Sunni memandang satu sama lainnya sebagai muslim.
  2. Pertemuan dan kesepakatan kedua ulama ini dan menyingkirkan pertentangan adalah hal penting dan tidak bisa diingkari dan tanggung jawab ini berada di pundak gerakan islami yang sadar dan berpegang teguh pada perjanjian.
  3. Imam Syahid Hasan al-Banna juga telah berusaha sekuat mungkin dalam masalah ini.

DR. Ishaq Musawi Husaini, dalam kitab al-Ikhwanul Muslimin…Kubra Al-Hakarat Al-Islamiyah Al-Haditsah[5] menulis: Sebagian mahasiswa (Syiah) yang sedang belajar di Mesir telah bergabung dengan Ikhwan. Ketika Nawwab Safavi mengunjungi Suriah dan bertemu dengan Mustafa Subai, Sekjen Ikhwanul Muslimin di sana, Subai kepada Nawwab mengadukan kekecewaannya terhadap sikap sebagian pemuda Syiah yang bergabung dengan gerakan sekuler dan nasionalis. Nawwab Safavi naik ke atas mimbar dan di depan kelompok Syiah dan Sunni berkata: “Siapa saja yang ingin menjadi Syiah hakiki Ja’fari harus bergabung dengan barisan Ikhwanul Muslimin”. Tapi, siapakah Nawwab Safawi? Dia adalah pimpinan organisasi “Martir-Martir Islam” yang Syiah.

Ustad Muhammad Ali Dhanawi, mengutip dari Bernard Louis: “Selain mengikuti mazhab Syiah, mereka juga memiliki ide tentang persatuan Islam dan memiliki banyak kesamaan dengan Ikhwan Mesir dan mereka saling berhubungan.”[6] Ketika menganalisa prinsip dasar organisasi Martir-Martir Islam, Ustad Dhanawi menemukan bahwa:

“Pertama: Islam adalah sebuah sistem integral bagi kehidupan. Kedua: Kecenderungan terpecah belah dalam berbagai firqah di kalangan muslimin yaitu Sunni dan Syiah adalah kecenderungan yang tertolak.” Kemudian, dia mengutip ucapan Nawwab: “Mari kita upayakan persatuan Islam dan kita lupakan segala sesuatu yang bukan bagian dari jihad kita demi kemuliaan Islam. Apakah belum tiba saatnya kaum muslimin memahami hakikat dan meninggalkan pertentangan antara Syiah dan Sunni?”

Ustad Fathi Yakan menjelaskan peristiwa kunjungan Nawwab Safawi ke Mesir dan semangat serta sambutan Ikhwanul Muslimin ketika menyambutnya. Kemudian, berkaitan dengan hukuman mati dari Syah untuk Nawwab, dia berkata:

“Hukuman zalim ini diprotes dengan sangat keras di negara-negara Islam. Kaum muslimin dari seluruh dunia yang menghargai keberanian dan jihad Nawwab Safavi sangat terguncang dan menentang hukum tersebut serta mengutuk hukuman mati yang dijatuhkan atas mujahid mukmin itu lewat telegram. Hukuman mati Nawwab Safavi merupakan peristiwa tragis dalam era kontemporer.”[7]

Demikianlah, bukan hanya seorang muslim Syiah yang dalam pandangan Ustad Fathi Yakan dianggap sebagai salah satu syuhada Ikhwan, tetapi dia yakin bahwa Nawwab dan para pendukungnya telah bergabung bersama rombongan syuhada dengan kesyahidan mereka. Syahid-syahid kekal yang darahnya akan menjadi pelita yang akan menerangi jalan kebebasan dan pengorbanan para generasi muda. Dan memang demikian adanya, dan tidak lama setelah itu terjadi Revolusi Islam yang menghantam kekuasaan Syah yang despotik. Syah terkatung-katung dan terusir. Dan terwujudlah firman Allah swt:

وَلَقَدْ سَبَقَتْ كَلِمَتُنَا لِعِبَادِنَا الْمُرْسَلِينَ، إِنَّهُمْ لَهُمُ الْمَنصُورُونَ، وَإِنَّ جُندَنَا لَهُمُ الْغَالِبُونَ [8]

Demikianlah, janji Kami tentang hamba-hamba yang Kami utus. Sesungguhnya mereka akan tertolong dan pasukan Kami pasti akan menang.

Setelah pengumuman tentang pengakuan eksistensi rezim zionis Israel oleh Iran di zaman rezim, Ustad Fathi Yakan berkata:

“Bangsa Arab semestinya mencari Nawwab dan para pendukungnya di Iran. Tetapi negara-negara Arab tidak juga memahaminya sampai saat ini dan tidak mengetahui bahwa gerakan islamiyah adalah satu-satunya penolong dalam masalah-masalah muslimin di luar Arab. Apakah Nawwab lain akan muncul di Iran?”[9]

Oleh karena itu, Ustad Yakan sedang menanti Nawwab lain. Jadi -sumpah demi Allah- mengapa ketika Nawwab dan orang yang lebih besar dari Nawwab datang, sebagian marah dan sebagian lagi malah menjadi demam?!

Majalah al-Muslimun yang diterbitkan Ikhwanul Muslimin, dalam salah satu edisinya berjudul “Bersama Nawwab Safavi” menulis: “Syahid yang mulia, Nawwab Safavi, memiliki hubungan erat dengan al-Muslimun dan pada bulan Januari 1954 Masehi tinggal kantor majalah di Mesir sebagai tamu.”[10]

Kemudian, berkaitan dengan pendapat Nawwab tentang para tahanan dari kelompok Ikhwan, majalah ini menulis:

“Ketika pembesar-pembesar Islam di mana saja menjadi sasaran para taghut, kaum muslimin harus menutup mata dari perselisihan antara mazhab dan harus bersama-sama merasakan penderitaan dan kesedihan saudara-saudaranya yang dizalimi ini. Tidak bisa diragukan lagi bahwa dengan perjuangan Islam, kita bisa menggagalkan usaha musuh untuk menciptakan perpecahan di antara kaum muslimin. Keberadaan berbagai mazhab dalam Islam bukanlah bahaya dan kita juga tidak bisa menghapuskan mazhab-mazhab itu. Apa yang harus kita cegah adalah penyalahgunaan kondisi ini oleh kalangan tertentu.”[11]

Di akhir makalah, majalah ini mengutip ucapan Nawwab Safavi:

“Kami yakin bahwa kami pasti akan terbunuh. Jika tidak hari ini, mungkin besok. Tetapi darah dan pengorbanan kami akan menghidupkan Islam dan akan membangkitkan Islam. Islam hari ini membutuhkan darah dan pengorbanan, tanpa keduanya, Islam tidak akan pernah bangkit lagi.

Sebelum kita akhiri pembahasan tentang hubungan Ikhwanul Muslimin dengan Syiah, kami harus menyebutkan bahwa Ustad Abdul Majid al-Zandani, Sekjen Ikhwanul Muslimin -sampai dua tahun lalu- yang berada dalam tahanan di Utara Yaman adalah Syiah[12] dan sebagian besar anggota Ikhwan di Utara Yaman adalah Syiah.

Sekarang, kita kembali ke masalah Jamaah Taqrib agar kita bisa mendengar ucapan anggota penting Jamaah, pemimpin besar, Mahmud Syaltut, Syaikh Al-Azhar. Dia berkata:

“Saya meyakini ide taqrib ini sebagai sebuah garis kebijakan yang benar dan sejak awal saya ikut berperan dalam Jamaah.”[13]

Kemudian beliau berkata:
“Al-Azhar Al-Syarif saat ini mengakui hukum dasar (dasar taqrib di antara pemeluk berbagai mazhab) dan akan menganalisa fikih mazhab-mazhab Islami dari Sunni sampai Syiah; analisa yang berlandaskan dalil dan argumentasi serta tanpa mengedepankan fanatisme kepada ini dan itu.”[14]

Selanjutnya beliau berkata:

“Andai saya bisa berbicara pada pertemuan-pertemuan Daruttaqrib. Saat itu, ketika seorang warga Mesir duduk berdampingan dengan seorang warga Iran atau Libanon atau Pakistan atau utusan negara-negara lainnya, dari Mazhab Hanafi, Maliki, Syafii dan Hanbali duduk mengitari meja di sisi pemeluk mazhab Imamiah dan Zaidiyah, dan terdengarlah suara-suara yang mengungkapkan keilmuan, tasawwuf dan fikih serta ruh persaudaraan, rasa persatuan, cinta dan kerjasama di dalam bidang ilmu dan irfan.”[15]

Syaikh Syaltut mengisyaratkan bahwa sebagian kalangan yang menyangka bahwa tujuan dari ide taqrib adalah menghapuskan mazhab atau menggabungkan satu mazhab dengan mazhab lainnya, beliau berkata:

“Orang-orang yang berpikiran sempitlah yang memerangi ide ini, sebagaimana kelompok lain yang memeranginya karena kepentingan. Tidak ada satu ummatpun yang tidak memiliki orang-orang seperti ini. Mereka yang melihat keberlangsungan dan kehidupannya ada di dalam perpecahan akan memerangi ide taqrib dan orang-orang berhati busuk, pemuja hawa nafsu dan mereka yang memiliki kecenderungan tertentu juga akan memeranginya. Mereka ini adalah orang-orang yang menjual penanya demi politik perpecahan! Politik yang memerangi setiap gerakan perbaikan baik secara langsung atau tidak langsung dan menghalangi setiap perbuatan yang dapat menimbulkan persatuan kaum muslimin.”

Sebelum saya menutup pembicaraan tentang al-Azhar, mari kita dengarkan fatwa yang dikeluarkan Syaikh Syaltut tentang mazhab Syiah. Dalam fatwa itu disebutkan:

“Mazhab Ja’fari yang terkenal dengan mazhab Syiah 12 Imam, adalah mazhab yang sama seperti mazhab Ahli Sunnah, beribadah dengan mazhab tersebut dibolehkan dalam syariat. Kaum muslimin harus mengetahui hal ini dan terbebas dari fanatisme yang salah berkaitan dengan mazhab tertentu, sebab agama dan syariat Allah tidak tergantung pada satu mazhab khusus atau terbatas pada satu mazhab saja. Karena semua telah berjtihad dan karena itu mereka diterima di sisi Allah.”[16]

Mari kita tinggalkan Jamaah Taqrib dan kita akan sampai pada pemikir-pemikir Islam yang tak terhingga, kita mulai dari Syaikh Muhamamd Ghazali, beliau berkata:

“Keyakinan (akidah) juga tidak bisa aman dari gigitan kerusushan sebagaimana yang dialami oleh politik dan pemerintahan, sebab syahwat-syahwat yang menginginkan keutamaan dan dominasi dengan paksaan telah memasukkan hal-hal lain dalam keyakinan, dan sejak saat itulah kaum muslimin terbagi menjadi dua bagian besar Syiah dan Sunni. Padahal kedua kelompok ini mengimani Allah yang esa dan kenabian Muhammad saw dan masing-masing tidak mempunyai kelebihan apapun dalam unsur-unsur akidah yang menyebabkan kekokohan agama dan menimbulkan kebebasan.[17]

Dalam lembar yang sama dalam bukunya, dia menambahkan:
“Meskipun dalam beberapa bagian hukum-hukum fikih saya memiliki pendapat yang bertentangan dengan Syiah, tetapi saya tidak yakin bahwa orang yang bertentangan pendapat dengan saya adalah orang berdosa. Posisi saya di hadapan sebagian pendapat fikih yang banyak diamalkan di kalangan Ahli Sunnah juga demikian.

Di bagian lain bukunya, dia berkata:
“Akhirnya, perpecahan antara Syiah dan Sunni mereka hubung-hubungkan dengan ushul akidah agar agama yang satu kembali terkoyak dan ummat yang satu bercabang menjadi dua bagian dan satu bagian mengintai bagian lainnya bahkan menantikan kematian bagian lainnya! Barang siapa yang membantu pengelompokan ini walau dengan dengan satu kata, maka dia akan masuk dalam ayat ini:

إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُواْ دِينَهُمْ وَكَانُواْ شِيَعًا لَّسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُم بِمَا كَانُواْ يَفْعَلُونَ[18]

Mereka yang memecah belah agama dan menjadi berkelompok-kelompok di dalamnya mereka itu bukan bagian darimu. Allah yang akan mengurus mereka dan akan menyadarkan mereka lewat siksaan dari apa yang mereka telah lakukan.

Ketahuilah bahwa mengkafirkan orang lain terlebih dahulu saat berdialog adalah mudah dan membuktikan kekafairan lawan bisa dilakukan di tengah hangatnya pembahasan lewat ucapan lawan sendiri.[19]

Kemudian, Syaikh Muhammad Ghazali kembali berkata:
“Dalam kedua kelompok, hubungan keduanya dengan Islam berdasarkan iman kepada kitabullah dan sunnah nabi dan secara mutlak sama-sama menyepakati ushul-ushul mayoritas agama. Jadi dalam furu dan syariat mereka menjadi bercabang-cabang. Mereka sepakat bahwa mujtahid akan mendapat pahala baik jika ijtihadnya benar atau salah. Ketika kita memasuki fikih praktis dan perbandingan, dan jika kita analisa antara pendapat ini dan itu, atau menilai mana hadis shahih dan dhaif, maka kita akan melihat bahwa jarak antara Syiah dan Sunni sama seperti jarak antara fikih mazhab Abu Hanifah, Maliki atau Syafii. Kita harus melihat sama semua orang yang mencari hakikat meski cara dan metode mereka berbeda-beda.”[20]

Dalam kitab Nazarat fil Qur’an, kita dapat melihat Syaikh Ghazali membawa salah satu ucapan ulama Syiah dan salah satu catatan pinggir kitab itu, Ghazali berkata:

“Dia adalah salah satu faqih dan sastrawan besar Syiah. Kita akan membahas semua ucapannya, sebab sebagian orang-orang yang belum matang pikirannya menyangka bahwa Syiah bukanlah Islam dan telah melenceng dari Islam. Dalam bab I’jaz akan disebutkan materi yang akan membuat kita lebih mengenal Syiah.”[21]

Dalam catatan pinggir dari salah satu halaman bukunya, ketika memperkenalkan seorang ulama lainnya (Hibbaddin Husaini Syahrestani), Ghazali berkata:

“Dia adalah salah satu ualam besar Syiah dan kami sengaja membawa ringkasan ucapannya di sini agar pembaca muslim mengetahui dengan jelas ketinggian ilmu ulama ini tentang esensi I’jaz dan tingkat kesucian kitabullah di kalangan kaum Syiah.”[22]

Oleh karena itu, Syaikh Ghazali yang merupakan salah satu pemikir Ikhwanul Muslimin terpenting berbicara demikian tentang Syiah dan menyingkirkan seluruh dugaan sederhana sehingga nilai hakikat mampu menepis kegelapan karena kejahilan, dendam dan kebutuhan orang-orang yang berpikiran sempit.

DR. Subhi Shaleh—salah satu ulama terkenal Libanon—berkata: “Dalam hadis-hadis para Imam Syiah yang diriwayatkan tak lain adalah hadis-hadis yang sesuai sunnah Nabi.”[23] Kemudian dia menambah: “Sumber kedua syariat setelah kitabullah adalah sunnah Nabi yang memiliki kedudukan sangat tinggi di sisi mereka.”

Ustad Said Hawi—salah satu mantan pemimpin Ikhwanul Muslimin Suriah—ketika berbicara tentang bagian-bagian manajemen Darul Islam ketika diperluas dari bentuk federal berkata:

“Secara ilmiah, kondisi dunia Islam saat ini adalah bahwa Islam tersusun atas mazhab-mazhab fikih atau mazhab-mazhab akidah. Dan setiap mazhab berkuasa di daerah-daerah tertentu. Apakah ada uzur syar’i yang membuat hal ini menghalangi jalan untuk memperhatikan hal ini dalam pembagian manajemen? Jadi sebuah daerah yang memiliki satu bahasa harus memiliki satu kawasan pemerintahan. Setiap kawasan memilih sendiri pemimpinnya dan dalam saat yang sama kawasan ini masih berada di bawah pengawasan pemerintahan pusat.”[24]

Pengakuan jelas ini berasal dari salah satu pembesar Ikhwanul Muslimin saat ini tentang beragamnya mazhab misalnya Syiah yang tidak merusak Islam, masyarakat dan agama dan jika Syiah mendirikan Darul Islam, maka harus ada kawasan pemerintahan independen dan pemimpinnya.

DR. Mustafa Syaka’ah, salah satu peneliti muslim berkata:
“Mazhab Syiah Imamiah adalah syiah yang terkenal dan sedang hidup di tengah-tengah kita bahkan kita memiliki hubungan kasih sayang dengan mereka. Mereka juga berusaha mewujudkan pendekatan berbagai mazhab sebab intisari agama dan itu adalah satu dan asas agama yang kokoh. Dan agama tidak mengizinkan para pemeluknya menjauh satu sama lain.”[25]

Kemudian, tentang kelompok yang merupakan mayoritas penduduk Iran ini dan tentang keadilan mereka, berkata:

“Mereka lepas tangan dari ucapan-ucapan yang terucap dari berbagai firqah dan menganggapnya kufur dan sesat.”[26]

Syaikh mulia Imam Muhammad Abu Zuhrah dalam kitab Tarikh al-Mazhahibul Islamiyyah berkata: “Tidak bisa disangkal lagi bahwa Syiah adalah salah satu firqah Islam. Tentu saja kita harus memisahkan firqah Sabaiah yang yang mengakui Ali sebagai Tuhan dari Syiah (dan sudah jelas bahwa Sabaiyah adalah kafir di mata Syiah).[27] Dan tidak bisa diragukan lagi bahwa seluruh akidah Syiah berdasarkan nash al-Qur’an atau hadis-hadis yang dinisbahkan kepada Nabi.” Dia juga berkata:”Mereka menyayangi tetangganya yang sunni dan tidak menjauhi mereka.”[28]

DR. Abdulkarim Zaidan, salah satu pemimpin penting Ikhwanul Muslimin Irak menulis:
“Mazhab Ja’fari ada di Iran, Irak, India, Pakistan, Libanon dan Suriah atau negara-negara lainnya. Antara fikih Ja’fari dan mazhab lainnya tidak lebih dari perbedaan antar mazhab dengan mazhab lainnya.”[29]

Ustad Salim Bahansawi yang merupakan salah satu pemikir Ikhwan, dalam kitabnya yang penting السنة المفترى عليها membahas masalah ini dengan terperinci, dan ketika menjawab klaim orang-orang yang mengatakan bahwa Syiah memiliki Qur’an lain selain Qur’an kita, berkata:”Qur’an yang ada di kalangan Ahli Sunnah adalah Qur’an yang ada di masjid dan di rumah-rumah orang Syiah.”[30] Dia juga berkata: “Syiah Ja’fari (12 Imam) meyakini bahwa barang siapa yang mentahrif Quran yang turun kepada mereka dari awal Islam adalah kafir.[31]

Dia melanjutkan jawabannya kepada Muhibuddin Khatib dan Ihsan Ilahi Zahir tentang tahrif Qur’an dan membawakan risalah di halaman 68-75 dalam kitabnya yang mengandung pendapat mayoritas ulama dan mujtahid Syiah berkaitan klaim ini. Dan dia membawa ucapan Ayatullah Khui:”Apa yang sudah diketahui adalah bahwa tidak terjadi tahrif dalam Qur’an dan apa yang kita miliki, adalah Qur’an yang turun kepada Nabi Muhammad saw.”[32]

Dan dia menukil ucapan Syaikh Muhammad Ridha Muzaffar—ulama terkenal Syiah asal Irak: “Apa yang ada di tangan kita dan yang kita baca adalah Qur’an yang turun kepada Nabi. Dan barang siapa yang mengklaim hal selain ini adalah pembohong dan pembuat mughalathah. Ucapan mereka tentang tahrif Qur’an ini keluar telah dari jalan yang benar.
لَا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ

Kemudian, dia juga menukil dari Kasyiful Ghita: “Semua meyakini dan berijma bahwa tidak ada kekurangan, tambahan dan tahrif dalam al-Qur’an.”

Tentu saja pendapat-pendapat lain masih banyak dalam halaman buku yang disebutkan di atas, jika berminat silahkan merujuk buku tersebut.

Berkaitan dengan sebagian riwayat tidak benar yang mungkin saja digunakan sebagian kalangan sebagai dalil, harus dikatakan bahwa hadis-hadis ini adalah tertolak. Hadis-hadis demikian juga ada di kalangan Ahli Sunnah dan mereka juga menolak hadis-hadis tersebut.”[33]

Tentang ishmat, Ustad Bahansawi berkata:
“Ishmat yang diingkari Ahli Sunnah tidak akan berakhir dengan pengkafiran satu sama lainnya jika kedua mazhab memahaminya sebagaimana yang dimaksud oleh mazhab 12 Imam. Sebab makna ishmat yang diakui oleh Syiah 12 Imam tidak termasuk sebagai hal-hal yang keluar dari agama dalam Ahli Sunnah. Pengingkaran ishmat adalah hal pandanagn dan pemikiran, sebab tidak ada dalam nash-nash yang yang diyakini oleh Ahli Sunnah. Dan sebagaimana sudah jelas, kekafiran hanya akan terjadi jika terjadi pengingkaran atas hal-hal yang pasti dalam Qur’an dan hadis dan si pengingkar juga mengetahui masalah ini. Jadi, jika si pengingkar tidak tahu atau meyakini ketidakshahihan riwayat maka dia tidak kafir meskipun kita tidak mengajukan dalil syar’i kepadanya.”[34]

Setelah Ustad Bahansawi, mari kita menuju Ustad Anwar Jundi dan kitabnya al-Islam wa Harikah Tarikh. Dia berkata:
“Sejarah Islam penuh dengan pertentangan dan perseteruan pikiran serta pertikaian politik antara Ahli Sunnah dan Syiah. Para agressor asing sejak Perang Salib sampai sekarang selalu berusaha memanfaatkan pertentangan ini dan memperdalam pengaruhnya agar persatuan dunia Islam tidak sempurna. Oleh karena itu, gerakan pro Barat dalam rangka memecah belah antara Ahli Sunnah dan Syiah menciptakan permusuhan di antara keduanya. Ahli Sunnah dan Syiah memahami bahwa ini adalah skenario, maka mereka pun berusaha mempersempit arena pertentangan

Jumat, 25 Desember 2009

Terbelahnya Suni dan Syi'i

Terbelahnya Suni-Syiah : Sebuah Realitas Ambiguis Oleh: Warsono

Pengantar
Mencermati diskusi-diskusi di komunitas My Quran (sebuah portal diskusi online),di antara topik yang paling hangat dan menyedot perhatian adalah diskusi antar aliran, khususnya Suni-Syiah. Dan lebih khusus lagi, topik ini menjadi sangat dinamis karena semangatnya teman-teman Salafi untuk berusaha menunjukkan "kesesatan" Syiah, yang baginya sangat jelas. Tapi bagi temen-teman Syiah, justru "kepicikan" temen-teman Salafi itu yang sangat nyata.

Sebenarnya perbedaan Suni-Syiah, adalah sejarah yang sangat panjang. Masing-masing aliran sudah melalui konsolidasi baik secara teologi, fiqh, keilmuan, ideologi, maupun bangunan sosial. Masing2 sudah memiliki ribuan "Ayatullah" atau "Syaikhul Islam" yang sangat otiritatif, dengan buku2 ratusan ribu jilid.

Kalau kita teliti lebih dalam, agama atau keyakinan apa pun, termasuk Islam, tidak lepas dari ambiguitas, multitafsir. Sehingga dalam sejarah semua agama besar, selalu muncul aliran2 yang masing-masing merasa benar. Kristen, misalnya adalah agama yang alirannya sudah sangat banyak. Begitu juga Islam, dalam sejarah awal pun telah terbelah menjadi 2 kekuatan besar Suni dan Syiah. Masing-masing mengkonsolidasikan diri termasuk konsolidasi kekuatan.

Perbedaan makin tajam, karena ada perasaan yang "umum" yang menganggap kelompok lain itu sebagai musuh dalam selimut dan bahwa musuh dalam selimut lebih berbahaya daripada musuh dari luar. Sehingga tidak aneh perbedaan dalam satu agama lebih "ramai" daripada antar "agama". Dalam sejarah kristiani, perbedaan antar kaum Katholik dan Protestan menimbulkan peperangan besar di Eropa. Di Skotlandia, puing-puing peperangan antar kedua kelompok menjadi salah satu tujuan wisata, yang memberi pelajaran pentingnya toleransi agama.

Sumber Ambiguitas Agama
Kalau kita telisik lebih jauh, sumber dari ambiguitas agama ada 3. Pertama, ambiguitas tafsir text. Kedua, ambiguitas sejarah. Ketiga, ambigiutas politik.

Ambiguitas tafsir text sulit dihindari karena Kitab Suci Al-Quran maupun hadis Nabi, seperti juga semua kitab suci agama lain, banyak menggunakan bahasa2 halus dan tinggi, yang memerlukan tafsir untuk menjelaskan, menjabarkan atau memberi arti. Nah, dari sinilah timbul berbagai tafsir dan pendapat. Sebagai contoh, ayat: "tanyalah kepada ahli dzikr, jika kamu tidak tahu". Pertanyaannya: Siapakah ahli dzikir itu? Kaum Syiah memberi arti Ahlul Bait, sedang ahlu sunah memberi arti umum yaitu para ulama, adapun kaum sufi memberi arti lain. Ayat ini memberi implikasi perbedaan siapa yang dirujuk (pola anutan).

Contoh lain, ayat yang penting bagi kalangan Syiah, " Sesungguhnya Aku hendak mensucikan kamu, hai Ahlul Bait, sesuci-sucinya". Kaum Syiah menjadikan ayat ini sebagai basis kema'shumam Ahlul bait, sedang kaum Ahlu Sunah tidak terlalu menjadikannya pokok bahasan. Perbedaan kedua dalam memaknai ayat ini adalah dalam memaknai siapakah Ahlul Bait? Yang menarik, Hadis Muslim (yang oleh kaum Suni dianggap kedua paling valid) tentang Tsaqalain (dua pusaka/ pegangan), " Aku tinggalkan dua pusaka (tsaqalain), yang pertama Al-Quran .... yang kedua Ahlul bait Nabi", tidak populer di kalangan Ahlu Sunah. Mereka lebih suka merujuk pada hadis lain, " Al-Quran dan Sunah-ku".

Ambiguitas tidak hanya karena perbedaan memaknai ayat (text), tetapi juga text mana yang dijadikan prioritas. Contoh sederhana tentang dalil klaim keselamatan (firqah najiah). Bagi kaum Suni sangat populer hadis tentang 73 golongan, dengan satu yang selamat, yaitu Ahlu Sunah wal jamaah. Sedang kaum Syiah populer dengan hadis, "Ahlul baitku laksana bahtera Nuh, siapa yang masuk ke dalamnya akan selamat".

Contoh yang lain tentu sangat banyak, tetapi intinya adalah perbedaan memaknai dan memilih text/nash menjadi penyebab utama timbulnya perbedaan mazhab. Ini tidak berlaku pada umat Islam, tetapi juga kaum agama lain.

Yang kedua ambiguitas sejarah. Dalam perjalanan umat manusia, sejarah bukan hanya berarti apa yang terjadi, tetapi juga menjadi basis keberadaan (raison d'etre) dari suatu kelompok. Tidak heran betapa Orde Baru, mengambil angle-angle sejarah tertentu dengan tafsirnya untuk mengukuhkan kekuasaannya. Begitu juga dalam sejarah aliran Islam. Banyak kejadian sejarah, yang mungkin kejadiannya diakui semua tetapi dimaknai secara berbeda. Misalnya: Kasus pertemuan di Bani Saqifah untuk mengangkat Abu Bakar, Pertentangan Abu bakar dengan Fatimah, tertundanya baiat Ali, Perang Unta, Perang Sifin, dan lain-lain. Kejadiannya itu sendiri mungkin diakui oleh kedua kelompok, tetapi mengapa, apa latar belakangnya, apa motivasinya, dimaknai secara sangat berbeda bagi kedua kelompok.

Bagi kaum Syiah dengan tafsirnya sendiri kejadian-kejadian itu menjadi patokan kebenaran ajaran Syiah. Namun, dengan tafsir yang berbeda kejadian itu menjadi dasar kebenaran bagi kaum Ahlu Sunah. Dan sebanarnya itu hal yang lumrah saja, jangankan kejadian yang sudah terjadi ratusan tahun, wong apa yang menjadi penyebab G-30-S yang baru puluhan tahun saja, menjadi kontroversi hingga kini...
yang ketiga adalah faktor politik. Faktor ini berpengaruh besar pada perkembangan agama. Faktor politik berpengaruh pada dua hal, pertama perkembangan agama. Ini tidak hanya terjadi pada kasus Islam. Agama Budha menjadi meluas setelah mendapat dukungan politik dari salah satu raja di India, begitu juga Kristen. Nah, dalam sejarah Islam kekuasaan Bani Umayyah dan Bani Abasiyah juga berpengaruh besar terhadap perkembangan Islam.

Namun kekuatan politik tidak hanya berpengaruh terhadap meluasnya Islam, tetapi juga memberi warna terhadap corak aliran Islam. Pada awalnya, pada masa Muawiyah dan Yazid misalnya penekanan terhadap kelompok Ali sangat nyata hingga ke mimbar-mimbar agama dalam bentuk pelaknatan terhadap Ali sebagai musuh politik Muawiyah. Namun, upaya itu dikoreksi oleh Umar bin Abdul Aziz, salah satu raja dinasti Umayah yang tekenal bijak, yang menandai sedikit rekonsiliasi dengan kekuatan Ali. Pada masa Umar bin Abdul Azis inilah basis keyakinan Ahlu Sunah terkonsolidasi dengan pengakuan Ali sebagai satu dari empat khulafaur-Rasydin. Kekuasaan Dinasti Umayah diakui atau tidak memberi jalan besar bagi dominannya kekuatan Ahlu Sunah. Sedang pada sebagian masa kekuasaan Abasiyah, berpengaruh bagi lahirnya kekuatan rasionalitas Islam (Mu'tazilah) meski hanya sebentar.

Contoh agak akhir pengaruh kekuatan politik terhadap perkembangan aliran Islam adalah kemenangan Ibnu Saudi di semenanjung Arab yang menjadi basis kekuatan aliran Salaf vis-a-vis Suni tradisional yang didukung Khilafah Usmaniah yang hampir kolaps. Karena Dinasti Ibnu Saud adalah pendukung utama pandangan Muhamad bin Abdul Wahab. Semangatnya aplikasi ajaran Wahabi ini hampir2 saja raja Saudi hendak meratakan kuburan Nabi SAW, kalau tidak diprotes ulama tradisional seluruh dunia, termasuk NU dari Indonesia. Posisi strategis Arab Saudi, juga banyak berpengaruh terhadap meluasnya paham Salaf di dunia.

Di sisi lain, revolusi Islam Iran pimpinan Ayatullah Khumaini merupakan titik picu terkenalnya paham Syiah, sekaligus "ketakutan" dunia Suni terhadap meluasnya paham Syiah. Di Indonesia, meski secara jumlah paham Syiah tidak terlalu banyak, namun pengaruhnya di sisi intelektual sangat besar.

Dengan demikian, diakui atau tidak ajaran agama yang kita anut sekarang ini adalah adalah sudah melalui "bungkus" perkembangan yang sangat lama, yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Dan itu alamiah, tidak hanya dialami oleh Islam, tetapi seluruh agama besar.Bagaimana nasib hubungan antar aliran dalam Islam

Menyatukan paham umat Islam, dalam arti alirannya, adalah gagasan yang tidak masuk akal. Tetapi gagasan untuk menyatukan kekuatan antara aliran-aliran dalam Islam adalah hal yang masih mungkin dicapai, walau tidak mudah. Untuk kasus Indonesia, NU-Muhamadiyah sebagai faksi terbesar umat Islam di Indonesia adalah contoh yang baik hubungan antar aliran, meski masih dalam satu payung Ahlu Sunah.

Keduanya bisa berhubungan harmonis, tanpa harus melebur, karena memang keduanya memiliki paham yang berbeda. Banyak bidang dalam amal ibadah yang bisa dilakukan bersama atau bersinergi oleh kedua eksponen utama umat Islam di Indonesia. Sikap menghargai, tidak menganggu, menjaga silaturahmi, itu saja sudah kekuatan yang luar biasa bagi umat Islam di Indonesia.

Nah, dalam sekala global. Diantara Kaum Suni (kira2 80% umat Islam) dan Syiah (mungkin 20 %) kalau bisa bersikap saling menghargai, dan tidak saling curiga saja. Itu sudah kekuatan yang luar biasa. Saya yakin Israel dan Amerika tidaklah seberani sekarang merendahkan umat Islam.

Teologi Silaturahmi
Untuk keperluan ini, saya ingin ikut mendukung, katakanlah "Teologi Silaturahmi". Ini adalah landasan bersikap terhadap sesama muslim apapun alirannya, apapun aqidahnya. Sebagaimana pemahaman saya atas ayat Al-Quran:

"Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat." (QS. 49:10)

Saya memimpikan bahwa semua umat Islam bisa menerima dan saling bersilaturahmi dengan baik, apa pun aliran dan madzhabnya, tanpa banyak syarat-syarat. Sepanjang dia mengaku muslim, menjadikan Quran sebagai pedamannya, menjujung tinggi Rasulullah SAW, dia adalah Saudara saya. Meski pahamnya kelihatan aneh di telinga saya, cara beribadahnya tampak lucu dari kaca mata saya, dia adalah saudara saya. Yang punya hak untuk saya dengar, saya bantu, saya hargai dan saya perlakukan selayaknya saudara. Tidak perlu saya banyak curiga, mencari-cari kesalahan sebagaimana lanjutan ayat yang indah ini:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS. 49:11)
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. "(QS. 49:12)

Untuk itu dada kita harus lebar, mempunyai tingkat toleransi atau "range of tolerance" yang lebar. Manusia itu sangat beragam, memiliki latar belakang, pengalaman, kecenderungan yang berbeda-beda. Namun sepanjang mereka muslim, mereka adalah saudara kita.
Ide ini sepenuhnya mengadopsi ide Alm. Dr. Kuntowijoyo (Beliau adalah salah satu "guru" saya, dan saya mohon maaf kepada Beliau kalau saya salah mengartikan dan menafsirkannya). Terinspirasi dari teori Sosiologi A. Comte kacamata terhadap agama ada 3 tingkatan, pertama mithologi, kedua ideologi, dan ketiga ilmu/sains.

Kacamata mithologi memandang agama penuh dengan mithos-mithos yang tak tersentuh dan harus diterima apa adanya. Dalam kacamata ideologi, agama berisi ide-ide besar untuk pembangunan masyarakat. Hanya biasanya kacamata ideologi ini memandang dunia secara hitam putih, kawan-lawan, benar-salah, sehingga sulit menerima agama dari versi paham lain. Dalam kerangka ilmu, maka ide-ide besar itu dirumuskan dalam tataran keilmuan, yang tersistematis, logis dan bisa terus dikembangkan atau dikoreksi.

Dalam kerangka keilmuan ini, perbedaan pendapat justru menjadi berkah karena keilmuan menjadi berkembang dengan pertukaran ide dan pengayaankhasanah keilmuan. Makin tinggi tingkat pertukaran ide, maka akan semakin kokoh keilmuwan. Di samping itu, ini yang terpenting, memandang agama secara keilmuan akan memunculkan toleransi. Perbedaan pendapat akan dibicarakan secara dingin, dan logis. Tidak menjadikan perbedaan paham betapa pun pertentangannya sebagai musuh, sesat, dan lain lain.

Jika teologi silaturahmi adalah dalam kerangka bergaul antar sesama umat Islam, saintifikasi Islam adalah dalam interaksi pikiran, ide sesama umat Islam dari mazhab apa pun. Dalam kerangka saintifikasi Islam, yang dilihat adalah argumentasi, gagasan, bukan kecurigaan madzhab apa dia, lawan atau kawan. Jika diskursus keislaman Suni-Syiah dilaksanakan dilaksanakan dalam kerangka keilmuan, maka kedua pihak bisa saling belajar dari kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sehingga masing-masing bisa mengambil manfaat. Orang-orang Suni misalnya, dalam dataran keilmuan tidak perlu takut-takut mempelajari karya-karya Mutahhari yang sangat bagus. Begitu juga orang-orang Syiah tidak perlu takut-takut mempelajari Aid Al-Qarni misalnya.Demokratisasi Pemahaman Islam

Meski judulnya mentereng maksudnya sederhana yaitu semua kelompok pemahaman Islam mendapat tempat untuk berbicara, mengemukakan pendapatnya, tanpa intimidasi, kecaman, apalagi penyerangan fisik. Ini sebenarnya ajaran Islam yang indah untuk "bermujadalah dengan ahsan/baik".

Salah satu ekperimen keilmuan berbasis demokrasi di dunia maya, semua pihak mendapat tempat untuk berbicara, pada saat yang sama menghargai pendapat orang lain, adalah wikipedia, sebuah free encyclopedia. Pada entri sejarah Islam (Nabi SAW dan Sahabat), ditampilkan versi keduanya... Menarik juga. Silakan baca:

http://en.wikipedia.org/wiki/Muhammad, http://en.wikipedia.org/wiki/Succession_to_Muhammad

Sebagai lawan dari demokratisasi Islam, ya totaliterianism Islam, yaitu memaksakan pemahaman saya kepada orang lain dalam bentuk apa pun, termasuk makian, cacian, kecaman, bahkan kalau perlu teror, dan intimidasi. Saya kira pilihan terakhir ini bukan ajaran Islam yang baik.

"... janganlah kamu menjadi orang yang musyrik, yaitu orang yang menjadikan agama berpecah-belah, dan masing-masing kelompok berbangga-bangga dengan kelompoknya" (QS 30:31-32)

Sikap demokratis inilah yang memungkinkan, antar kelompok bisa duduk berdampingan, saling menghargai, bekerja sama sekaligus "berlomba-lomba dalam kebajikan dan takwa". Kaum Syiah betapa pun tidak kita setujui, telah dan sedang berkarya dan berjuang meninggikan kalimah Allah. Sudah selayaknya yang Suni, ikut mendukungnya sebagai bagian dari saudara yang berbeda paham. Begitu juga sebaliknya...

Masa depan umat Islam salah satunya ditentukan oleh sikap umat Islam itu sendiri. Maukah kita bersatu, menyatukan langkah, atau membiarkan dan meneruskan sikap berpecah belah.
waallahua'lam bishowaab