Powered By Blogger

Jumat, 25 Desember 2009

berjuang untuk kemerdekaan

Setiap org hrs bisa bedakan anatara Pejuang, Saparatis n Teroris. dikala AS mengumandangkan berperang melawan teroris mk segala yg namanya perjuangan rakyat selalu di identik dg teroris. utk itu saya punya sedikit ceritra yg kurang menarik kalu di baca.
kisah diawali dr ada sekelompok org memproklamirkan dirinya sbg Pejuang Rakyat di dalam sebuah negara devakto maupun yuridis. didlam kelompok pejuang, ada dua tokoh sebagai tokoh sentral perjuangan pembebasan atau tokoh Gerakan Bawah Tanah n sering jg disebut koloni. tokoh yg satu mengumandangkan sya'ir utk menggugah n membangkitkan semangat pergerakan n tokoh yg lain merancang gerakan2 politik serta pada sisi lain pengikutnya membawa pesan2 rahasia berantai. penguasa setempat mulai mencium adanya gerakan2 rahasia utk melawan dr dalam negara, tetapi sangat sulit melacak tempat sbg pusat kegiatan n siapa pemimpinnya.
pada suatu hari polisi menangkap seseorang yg di curigai org pergerakan. dia dibawa ke markas polisi utk di interogasi, tetapi apa yg diharapkan, tdk bs di dapat dr jawaban2," Apakah anda tau bahw pada saat ini sdh hadir gerakan yg menentang pemerintahan kita?" orang tersebut dg tenang menjawab," Apakah pantas pretanyaan itu di tujukan terhadap saya yg tdk memahami pertanyaan itu?" apa benar anda tdk tahu? tanya polisi lg?. lalu org tersebut menjawab," apakah jawaban saya td kurang jelas bg tuan?" lalu polisi memberi pertanyaan yg agak lbh menekan dg kalimat yg memojokan," saudara adalah pemberontak, dan saudara bs di hukum mati sebagai pemberontak. apakah anda tdk gentar dg hukuman tersebut?" lalu org itu menjawab dg diplomatis," biskah anda membuktikan bhw saya ini adalah pemberontak?"
polisipun membeberkan bukti2 kegiatan org tersebut secara mendetail n dg bukti2 td, sdh bs membuatnya terjerumus dlm hukuman yg akan dia alami sebagai pemberontak. setelah diam sejenak, ahirnya dia berbicara," tuan telah tau bhw saya punya organisasi n itu sangat jelas n jujur saya akui. tetapi kalau saudara katakan bhw saya adalah pemberontak maka saat inipun saya tolak secara resmi. kami bukan membuat gerakan pemberontakan tetapi kami hanyalah menuntut kemerdekaan negara kami yg tuan2 jajah selama ini."
polisipun tak tinggal diam n dicecarnya pertanyaan2 sebagai interogasi," dimana negaramu, apa nama negaramu, mana rakyatmu, mana kekuaanmu n siapa pemimpinmu?" dengan tenang org itu menjawab," tuan2 jangan membuat pertanyaan yg bodoh seperti itu. tuan2 hrs hormati konvensi jenewa tentang hak2 tawanan perang thn 1927. pertanyaan tuan2 td adalah rahasia negara kami n dijamin oleh hukum internasional yg tuan2 ikut menanda tanganinya. kalaupun tuan2 memaksa mk saya akan meneriaki dunia n mahkamah iternasional di Denhag bahwa, di negara tuan telah merobek-robek hukum internasional, mk dunia n mahkamah internasional akan menghukum negara tuan krn tdk menghormati hukum yg telah tuan2 sepakati bersama.
ahirnya polisi pun terdiam sejenak n tawanan tersebut dilepas sebagai tawanan perang. didalam hukum konvensi jenewa td, tawanan perang bebas pergi kemana saja di negara musuh, diapun hrs dijamin dr aspek kehidupan smp kepada keamanan dirinya. dg sangat tabah menjalani kehidupan sbg tawanan, pemerintahpun akhirnya merasa jenuh atas kehadirannya serta menjaga keselamatannya mk mrk melepaskannya dr jeratan2 hukum menjadi org yg bebas seperti sediakala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar