Powered By Blogger

Senin, 07 Desember 2009

bagimana memahami dan apa yg harus dipahami

percakapan antara sufi mistik yg bernama Simab dengan seorang bangsawan yang bernama Mulakab dikekalkan dari mulut ke mulut sebagai sebuah dialog yang sering dipentaskan oleh guru-guru sufi yang mengembara.
Mulakab : "katakanlah kepadaku sesuatu mengenai filsafatmu sehingga aku dapat memahaminya"

Simab : "engkau tidak dapat memahami jika engkau belum mengalami"

Mulakab : "aku tak harus memahami sebuah kue untuk mengetahui apakah kue itu buruk"

Simab : "jika engkau melihat seekor ikan yang elok dan mengiranya sebagai sebuah kue yang buruk, maka lebih sedikit hal-hal lain yang perlu engkau pahami sedang engkau harus memahami hal ini dengan lebih baik dan lebih banyak daripada hal-hal lain itu"

Mulakab : " tetapi mengapakah engkau tidak meninggalkan kitab-kitab dan khotbah-khotbah jika pengalaman merupakan keharusan?"

Simab : "karena yang lahiriah itu adalah pengantar kepada yang bathiniah. kitab-kitab akan mengajarkanmu kepadamu beberapa hal mengenai aspek-aspek lahiriah dari yang bathiniah. dan demikian halnya dengan khotbah-khotbah.tanpa kitab dan khotbah engkau tidak akan memperoleh kemajuan."

Mulakab : "mengapa tanpa kitab kita tidak mungkin memperoleh kemajuan??"

Simab : "alasannya adalah sama dengan mengapa tanpa kata-kata kita tak mungkin dapat berpikir. kita telah dibesarkan bersama kitab-kitab, pikiran-pikiran kita telah sedemikian berubahnya karena kitab-kitab serta khotbah-khotbah, karena mendengar serta berbicara sehingga batin kita hanya bisa berkata-kata kepada kita mengenai hal-hal yang lahiriah, betapapun kita berlagak bahwa kita dapat menghadapi hal-hal yang pelik"

Mulakab : "apakah hal ini berlaku bagi setiap orang??"

Simab : "hal ini berlaku bagi siapa saja, terutama sekali bagi manusia-manusia yang menyangka bahwa hal ini tidak berlaku bagi mereka"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar