percakapan antara sufi mistik yg bernama Simab dengan seorang bangsawan yang bernama Mulakab dikekalkan dari mulut ke mulut sebagai sebuah dialog yang sering dipentaskan oleh guru-guru sufi yang mengembara.
Mulakab : "katakanlah kepadaku sesuatu mengenai filsafatmu sehingga aku dapat memahaminya"
Simab : "engkau tidak dapat memahami jika engkau belum mengalami"
Mulakab : "aku tak harus memahami sebuah kue untuk mengetahui apakah kue itu buruk"
Simab : "jika engkau melihat seekor ikan yang elok dan mengiranya sebagai sebuah kue yang buruk, maka lebih sedikit hal-hal lain yang perlu engkau pahami sedang engkau harus memahami hal ini dengan lebih baik dan lebih banyak daripada hal-hal lain itu"
Mulakab : " tetapi mengapakah engkau tidak meninggalkan kitab-kitab dan khotbah-khotbah jika pengalaman merupakan keharusan?"
Simab : "karena yang lahiriah itu adalah pengantar kepada yang bathiniah. kitab-kitab akan mengajarkanmu kepadamu beberapa hal mengenai aspek-aspek lahiriah dari yang bathiniah. dan demikian halnya dengan khotbah-khotbah.tanpa kitab dan khotbah engkau tidak akan memperoleh kemajuan."
Mulakab : "mengapa tanpa kitab kita tidak mungkin memperoleh kemajuan??"
Simab : "alasannya adalah sama dengan mengapa tanpa kata-kata kita tak mungkin dapat berpikir. kita telah dibesarkan bersama kitab-kitab, pikiran-pikiran kita telah sedemikian berubahnya karena kitab-kitab serta khotbah-khotbah, karena mendengar serta berbicara sehingga batin kita hanya bisa berkata-kata kepada kita mengenai hal-hal yang lahiriah, betapapun kita berlagak bahwa kita dapat menghadapi hal-hal yang pelik"
Mulakab : "apakah hal ini berlaku bagi setiap orang??"
Simab : "hal ini berlaku bagi siapa saja, terutama sekali bagi manusia-manusia yang menyangka bahwa hal ini tidak berlaku bagi mereka"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar